Thermal Conductivity
- Home
- Layanan Survey Geofisika
- Thermal Conductivity

Thermal Conductivity
Thermal conductivity merupakan kemampuan material untuk menghantarkan panas dengan satuan W/m·K (watts per meter per Kelvin). Semakin tinggi konduktifitas thermal suatu bahan maka semakin baik juga daya hantar panasnya.
Metode dan alat ukur thermal conductivity
Thermal conductivity diukur menggunakan thermal conductivity meter. Terdapat dua jenis conductivity meter yaitu steady-state dan non steady-state, atau dikenal sebagai transient.
Steady-state diperlukan untuk pengukuran yang membutuhkan akurasi tinggi, sedangkan non-steady-state atau transient ideal untuk pengukuran cepat dan versatile.
Terdapat beberapa metoda pengukuran thermal conductivity seperti transient hot wire, steady-state, dan transient plane source. Pemilihan metode ini disesuaikan dengan jenis material dan range temperature yang akan diukur.
Untuk pengukuran transient, ada empat metode yang umum digunakan:
- Transient Plane Source (TPS) – Standard: ISO 22007-2, ISO 22007-7 / GB/T 32064
- Modified Transient Plane Source (MTPS) – Standard: ISO 22007-7
- Transient Line Source (TLS) – Standard: ASTM D5334-22a, D5930, IEEE-442
- Transient Hot Wire (THW) – Standard: ASTM D7896-19
Standard 100 mm / 150 mm sensor
Untuk material lunak : soil, padatan, pasta, dan bubuk
Standard 50 mm sensor
Untuk material keras: batu, concrete, dan polymer





